Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Selamat Datang di Blog saya!
Welcome atau kata orang Arab "Ahlan Wa Sahlan"
Semoga bisa memberikan manfaat!!! Amin.

Jumat, 26 Agustus 2011

MEMANFAATKAN RAMADHAN


Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan barokah dan ampunan. Bulan di mana kita bisa melakukan banyak kebajikan mulai dari puasa dan shalat serta amalan-amalan lainnya yang pahalanya dilipatgandakan. Di bulan ini pula seluruh ruh di alam kubur diberikan “remisi” yaitu pembebasan dari siksa kubur oleh Allah sampai dengan shalat idul fitri dikerjakan. Selain itu ramadhan juga disebut sebagai bulan mulia karena di bulan ini Alquran diturunkan.  
Ramadhan adalah tamu istimewa yang datang satu kali dalam satu tahun, yang diutus oleh sang Maha Rahman bagi para hamba yang ingin merengkuh ampunan dan meneguk cinta kasih-Nya. Ia datang dari jauh membawa sejuta oleh-oleh dan cinderamata dari sang Maha Pemberi untuk dibagikan bagi siapa saja yang memuliakan dan memperlakukannya dengan semestinya.
Tipologi Manusia dalam Menyambut Ramadhan
Ada tiga golongan manusia yang sekaligus menggambarkan mereka termasuk ke dalam orang-orang yang untung atau rugi, golongan itu antara lain: Pertama, golongan yang merasa biasa-biasa saja dengan datangnya bulan ramadhan. Golongan yang pertama ini tidak mengetahui bahwa di bulan ramadhan ini banyak sekali manfaat yang bisa diambil, sehingga ketika bulan ramadhan datang mereka cuek dan acuh tak acuh begitu juga ketika bulan yang suci ini akan meninggalkannya, mereka tidak merasa kehilangan.  Golongan yang pertama ini termasuk ke dalam golongan yang merugi.
Kedua, golongan yang merasa sedih dan tersiksa dengan datangnya bulan ramadhan. Golongan kedua ini merasakan dengan adanya bulan ramadhan membuat mereka tersiksa, karena mungkin saja bulan ramadhan mengekang kehidupan mereka. Sebelum bulan ramadhan datang, mereka bebas makan, minum, merokok dan mengumbar hawa nafsu mereka, namun dengan datangnya bulan ramadhan kebiasaan mereka menjadi terbatasi dan ini membuat mereka tersiksa. Oleh karena itulah ketika bulan ramadhan akan berakhir nantinya mereka merasa senang dan gembira bahkan mungkin saja mereka akan mengadakan pesta karena mereka menganggap telah terbebas dari kekangan, padahal sejatinya mereka tetap terkekang oleh nafsu mereka sendiri. Golongan yang kedua ini juga bisa dikatakan golongan yang merugi.
Ketiga, golongan yang merasa gembira dengan datangnya bulan ramadhan dan mereka bersedih ketika ramadhan akan pergi karena bulan yang penuh hikmah dan bulan untuk meraup pahala yang banyak akan segera pergi. Orang-orang yang termasuk ke dalam golongan ini adalah orang-orang yang siang harinya berpuasa dan malam harinya melaksanakan ibadah lainnya. Dan insya Allah golongan ini adalah golongan yang beruntung.
Keberhasilan  Puasa
Sudah menjadi kebiasaan umum dimana seseorang melakukan pekerjaan pasti selalu memperhitungkan hasilnya, maju mundurnya, untung ruginya dan yang lebih penting lagi ingin segera merasakan dan menikmati hasil usahanya. Demikian juga bagi kita umat Islam yang sedang melaksanakan ibadah puasa selama satu bulan penuh tentu juga ingin segera merasakan hasilnya. Lebih-lebih ibadah puasa ini adalah ibadah yang memerlukan kesabaran tinggi untuk menahan lapar, haus dan hawa nafsu.  Karenanya setiap orang yang menjalankan puasa ingin segera tahu dan menikmati hasilnya. Meskipun pada dasarnya puasa adalah semata-mata urusan Allah, diterima atau tidaknya itu urusan Allah, dibalas berapapun terserah Allah, sebagaimana ditegaskan dalam sebuah hadits Qudsi :
Semua amal manusia baginya, melainkan puasa, maka sesungguhnya puasa itu bagi-Ku dan Aku yang akan memberikan balasannya”.
Namun bukan berarti seseorang hamba tidak diberi tahu dan tidak boleh tahu. Orang yang melakukan ibadah puasa jelas diberi tahu masalah hasil ibadahnya. Banyak ayat-ayat Allah dan hadits-hadits Rasulullah yang menjelaskan tentang hasil-hasil dari ibadah puasa ramadhan. Diantaranya adalah Hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Al-Baihaqi:
Bulan ramadhan adalah bulan yang Allah diwajibkan atasmu berpuasa, dan aku yang mensyariatkan bagimu ibadah pada malam harinya. Maka barangsiapa yang berpuasa dalam bulan ramadhan dan beribadah di malam harinya karena iman dan mengharap ridho Allah keluarlah ia dari dosa-dosanya sebagaimana seorang bayi yang baru keluar dari perut ibunya.
Hadits di atas menjelaskan fadhilah puasa bulan ramadhan dan sekaligus ciri-ciri orang yang berhasil, puasa yang dapat mengantarkan seseorang menuju derajat taqwa dan kembali kepada kesucian.
Pribadi yang benar-benar kembali kepada kesucian ditandai dengan kebersihan hati dan  nurani, jiwa dan raganya, bersih dari akhlak yang tercela. Orang yang ibadah puasanya berhasil tentu dapat melakukan takholli artinya mengikis habis sifat-sifat dan akhlak tercela, kemudian melakukan tahalli  artinya mengisi jiwa dan menghiasinya dengan akhlak terpuji dan terakhir tajalli yaitu mendapatkan nur Allah, mencintai Allah dan dicintai Allah.
Oleh sebab itu dapatlah kita jadikan pedoman dan sekaligus ukuran bahwa bila puasa kita berhasil, maka di saat kita mengakhiri puasa di bulan ramadhan nanti dan di pagi hari menuju masjid untuk melaksanakan shalat Idul Fitri, kita benar-benar bersih, bersih dari dendam, marah, suuzhon, angkuh, takabbur dan sebagainya. Ciri-ciri inilah yang dapat menjadi tolok ukur keberhasilan seseorang dalam menjalankan ibadah puasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar