Valentine, Maulid dan Pertikaian
Ada yang menarik untuk dicermati di bulan Februari 2011 ini, yakni dua perayaan yang sama-sama bermuara dari rasa kasih sayang (mahabbah), peringatan valentine day dan maulid Nabi Muhammad SAW. Valentine day adalah perayaan yang mengekpresikan rasa kasih sayang (mahabbah) terhadap sesama manusia dilaksanakan setiap tanggal 14 Februari. Berbagai kegiatan dilakukan untuk menunjukkan rasa kasih sayang, baik itu terhadap suami-isteri ataupun pasangan yang sedang menjalin asmara. Sedangkan perayaan maulid Nabi Muhammad SAW dirayakan setiap tanggal 12 Rabiul Awwal, ini sebagai implementasi dari rasa kasih dan sayang (mahabbah) terhadap Nabi Muhammad SAW, manusia paling mulia di antara makhluk ciptaan Allah.
Kedua perayaan tersebut terasa lebih istimewa di tahun ini, sebab tanggal 12 Rabiul Awwal tahun ini jatuh pada tanggal 15 Februari, artinya perayaan maulid Nabi Muhammad SAW jatuh sehari setelah perayaan valentine day. Kedua perayaan ini perlu disambut dengan respon yang baik, apalagi di saat sekarang bangsa kita sedang dilanda beberapa kejadian yang sangat bertolak belakang dengan dua perayaan tersebut. Tercatat dalam pekan kedua di bulan Februari, bulan yang dijadikan ikon kasih sayang, sudah terjadi beberapa kejadian yang membuat hati kita miris. Peristiwa tewasnya tiga warga Ahmadiyah di Pandeglang Banten dan pengrusakan tiga gereja di Temanggung dan yang terbaru penyerangan Pondok Pesantren Al Ma’hadul Islam (YAPI) di desa Kenep, Kecamatan Beji Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. (Tribunnews.com, 15 Februari 2011).
Melihat fenomena seperti ini, perayaan valentine day dan maulid Nabi Muhammad SAW terasa hambar, karena jauh api dari panggang. Sepertinya perasaan cinta dan kasih sayang terhadap sesama yang didengung-dengungkan oleh dua perayaan tersebut hanya isapan jempol belaka. Mungkin benar pendapat sebagian orang bahwa perayaan-perayaan yang sering kita lakukan termasuk valentine day dan maulid Nabi Muhammad adalah hanya sebatas seremonial saja. Kita tidak bisa mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Jika kita benar-benar meresapi makna dari perayaan valentine day dan maulid Nabi Muhammad SAW, tentunya kita akan bisa mengontrol diri untuk tidak saling bermusuhan antar sesama, menganiaya sesama dengan mengatasnamakan agama, karena seyogyanya semua agama maupun keyakinan tidak mengajarkan kekerasan apalagi permusuhan. Sehingga kekeliruan besar jika kita mengatasnamakan agama untuk menghujat, menyakiti bahkan membunuh sesama kita.
Sekarang mari kita berfikir cerdas, apakah yang kita dapatkan dari pertikaian yang telah terjadi di negeri yang kita cintai ini selain dari kerugian. Mudah-mudahan perayaan valentine day dan maulid Nabi Muhammad SAW tahun ini akan membawa pengaruh yang signifikan terhadap kehidupan kita, sehingga tidak ada lagi kekerasan, kerusakan, permusuhan dan tindakan anarkis lainnya. Dan semoga rasa kasih sayang kita terhadap sesama tidak terbatas pada waktu valentine day atau maulid Nabi Muhammad saja.
Syamsul Bahri, S.Pd.I
Kepala MTs Al-Hidayah Toboali
Jl. Raya Keposang Toboali